Penelitiandisertasi Said Romadlan mengungkapkan pandangan organisasi Islam, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, terhadap Pancasila, jihad, dan toleransi. “Bagi Muhammadiyah dan NU, Pancasila adalah pilihan final dan terbaik karena Pancasila merupakan hasil perjanjian seluruh elemen bangsa,” kata Said Romadlan dalam sidang terbuka promosi Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan “umat terbaik” Khaira Ummah yaitu masyarakat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar makruf nahi munkar yang merupakan prinsip yang harus diterapkan dalam PMII dengan merujuk pada Khittah Nahdlatul Ulama’. Khittah Nahdlatul Ulama adalah landasan berpikir, bersikap dan bertindak warga muslimin yang harus dicerminkan dalam tingkah-laku perseorangan maupun organisasi serta dalam setiap pengambilan keputusan. Pada awal perjuangan, para ulama mengamati adanya pergeseran perilaku masyarakat, yakni makin langkanya kejururan dan merebaknya konflik. Semakin merajalelanya perbedaan pendapatan antara si kaya dan si miskin, serta makin suburnya sikap individualisme dan keengganan untuk berbagi kebahagiaan, yang dapat dengan mudah ditemui di dalam masyarakat saat ini . Maka dari itu, perlu adanya implementasi amar makruf nahi mungkar. Amar ma’ruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan nahi mungkar adalah menolak dan mencegah segala hal yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan, nilai-nilai kehidupan. Prinsip dasar yang menjadi landasan munculnya konsep “Mabadi Khaira Ummah” yaitu berdasarkan Al – Qur’an Surat Ali Imran ayat 110 yang Artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Terdapat lima pilar utama yang mampu menguatkan sahabat-sahabati dalam mengimplemetasikan mabadi khaira ummah, yaitu Ash Shidq Pilar ini mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran/kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan apa yang ada di bathin. Jujur dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Jujur yang pertama tentu saja jujur pada diri sendiri. Termasuk dalam pengertian ini adalah jujur dalam bertransaksi dan jujur dalam bertukar pikiran. Jujur dalam bertransaksi artinya menjauhi segala bentuk penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya mencari mashlahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik. Al Amanah Wal Wafa Bil Ahd Pilar ini memuat dua istilah yang saling terkait, yakni al-amanah dan al-wafa’ bil ’ahd. Amanah secara lebih umum maliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak. Sedang al-wafa’ bil ahd konteks yang berlaku hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian mengenai kesadaran setiap insan terhadap lain nya yang meliputi dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun ijtima’iyyah. Dengan sifat ini orang menghindar dari segala bentuk pembekalaian dan manipulasi tugas atau jabatan. Setia merupakan sikap untuk tak berpaling dari tujuan awal. Niat diawal perjalanan merupakan kunci kesetiaan tersebut. Sedangkan tepat janji adalah perilaku untuk senantiasa memegang teguh apa yang telah disandarkan kepadanya. Al Adalah’ Bersikap adil al’adalah mengandung pengertian obyektif, proposional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Distorsi penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atu kepentingan egoistik. Distorsi semacam ini dapat menjerumuskan orang kedalam kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu persolan. Buntutnya sudah tentu adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menambah-nambah keruwetan. Lebih-lebih jika persolan menyangkut perselisihan atau pertentangan diantara berbagai pihak. Dengan sikap obyektif dan proposional distorsi semacam ini dapat dihindarkan. bersikap adil harus senantiasa dibarengi dengan penerimaan semua golongan sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. At Ta’awun At-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertia ta’awun meliputi tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. dalam hal ini, Imam al-Mawardi mengaitkan pengertian al-birr kebaikan dengan kerelaan manusia dan taqwa dengan ridla Allah SWT. Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Ta’awun juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap ta’awun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta’awun berarti juga mengupayakan konsolidasi. Al Istiqomah Istiqamah mengandung pengertian ajeg-jejeg, berkesinambungan dan berkelanjutan. Ajeg-jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur thariqah sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan rasul-Nya. Lalu tuntunan yang diberikan oleh salafus shalih dengan segala aturan main nya serta rencana-rencana yang disepakati bersama. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara satu periode dengan periode yang lain sehingga kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang seperti sebuah bangunan. Sedangkan makna berkelanjutan adalah bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami kemandekan, merupakan suatu proses maju progressing bukannya berjalan di tempat. Dari lima pilar yang menjadi penguat dalam implementasi amar makruf nahi mungkar, semuanya dapat menjadi faktor perubahan yang signifikan khususnya dalam dunia kampus selaku aktivis pergerakan. Amar makruf nahi mungkar yang merupakan bagian dari nilai-nilai dasar pergerakan mampu menjadi kontrol sosial dalam ranah kehidupan di kampus, selain itu dapat menjadi pedoman pokok perubahan yang mengarah kepada hal yang lebih baik. Harapannya setiap aktivis pergerakan mampu menerapkan pilar-pilar amar makruf nahi mungkar ini untuk menjadikan dunia perguruan tinggi menjadi lebih baik dan teratur. Wallaahu A’lam Bisshowab. Noted Arsip Bidang Keagamaan PMII Rayon FISIP Universitas Jember Masa Khidmat 34
Kelimaprinsip dasar itu disebut al-mabadi al-khomsah, yaitu: pikiran, artinya mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui guna terwujudnya khaira ummah 4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.
BerandaKe- NU-anKe-NU-an Bag. 8 Apakah Mabadi' Khaira Ummah itu ? A. PENGERTIAN MABADI’ KHAIRA UMMAH Mabadi’ Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju terwujudnya umat yang ideal seperti yang dicita-citakan. Langkahlangkah itu adalah perilaku akhlak yang diharapkan dimiliki oleh NU dan kaum Nahdliyin Mabadi’ Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian Mabadi’ Khaira Ummah sesuai dengan Firman Allah surat Ali Imron ayat 110, yang berbunyiكُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَArtinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mncegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Gerakan Mabadi Khaira Ummah sudah dilakukan oleh Nahdlatul Ulama’ sejak tahun 1935. Pada waktu itu gerakan Mabadi Khaira Ummah diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung progam pembangunan ekonomi NU. Salafush sholih yakni orang-orang terdahulu yang sholih dan mendapatkan petunjuk dalam urusan Agama Islam. Mabadi’ Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju terwujudnya umat yang ideal seperti yang dicita-citakan. B. SEJARAH PERUMUSAN MABADI KHAIRA UMMAH Islam merupakan akhlakul karimah, budi pekerti mulia pada tempat yang sangat tinggi, seakan-akan Rasulullah SAW diutus hanya untuk membina akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak di kalangan Nahdlatul Ulama NU dilakukan dalam semua kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, termasuk dalam kegiatan peribadatan. Tidak hanya dengan nasehat-nasehat tetapi juga langsung dilakukan dengan perbuatan, seperti gotong-royong mendirikan madrasah, masjid, jembatan desa, ta’ziyah, tahlil, dakwah, dan lain sebagainya. Sementara itu kebutuhan utama NU akhir-akhir ini semakin berkembang, sesuai dengan perkembangan NU sebagai suatu oragnisasi massa yang besar. Meskipun tingkat perekat budaya di antara warga NU tinggi, kita melihat kenyataan tentang lambannya proses pengembangan tata organisasinya. Hampir di semua tingkat kepengurusan, pelaksanaan program masih terlihat kelemahan manajemen sebagai masalah serius. Menyongsong tugas-tugas berat di masa mendatang, persoalan pembinaan taat organisasi ini perlu ditangani. Nahdlatul Ulama NU juga melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanamkan serangkaian akhlak yang disebut “Mabadi’ Khaira Ummah” pada zaman kepemimpinan KH. Machfudz Shiddiq. Pada waktu itu Mabadi’ Khaira Ummah baru terdiri dari 3 tiga butir, yaitu ash-shidqu, al-amanah, dan at-ta’awun. Pada Munas Alim Ulama NU di Lampung tahun 1992, tiga butir itu di tambah dengan dua butir lagi, yaitu al-adalah dan al-istiqamah. Juga ada informasi yang menyebutkan bahwa butir kedua adalah alwafau bil ahdi, yang artinya tepat janji. Mabadi’ khaira ummah dikampanyekan NU karena didorong oleh keinginan meningkatkan kualitas sumber daya manusia NU, terutama dalam bidang perekonomian yang terbelakang Ulama NU melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanamkan serangkaian akhlak yang disebut “Mabadi’ Khaira Ummah. C. MABADI’ KHAMSAH Semula mabadi’ Khaira Ummah hanya tiga butir nilai utama, yaitu As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil ahdi, dan At-Ta’awun. Untuk menjawab tuntutan zaman dan timbulnya berbagai macam perubahan, maka perlu ditambahkan butir-butir baru sebagai pelengkap. Butirbutir tambahan itu telah disepakati dalam Munas Alim Ulama di Bandar Lampung 21-25 Januari 1992 yaitu Al-Adalah dan Al-Istiqamah. Dengan demikian, gerakan Mabadi’ Khaira Ummah NU saat ini terdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula di sebut sebagai “Al-Mabadi’ Al-Khamsah”, yaituAs-Shidqu yang artinya kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaanAl-Amanah wal Wafa bil ahdi yang artinya dapat dipercaya, setia dan tepat janjiAl-Adalah artinya bersikap adil, obyektif tidak memihak, dan taat asas peraturanAt-Ta’awun yakni tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwaAl-Istiqamah atau ajeg-jejeg, yang artinya berkesinambungan dan berkelanjutan. Mabadi’ Khaira Ummah NU saat ini terdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula di sebut sebagai “Al-Mabadi’ Al-Khamsah”, yaitu ash-shidqu, al-amanah, at-ta’awun, al-adalah dan al-istiqamah. Wallahu A’lam … MWCNU Widasari
Khittahartinya garis yang diikuti, garis yang biasa atau selalu ditempuh. Kalau kata khittah dirangkai dengan Nahdhatul Ulama’(selanjutnya disingkat NU) Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan “umat terbaik” (Khaira Ummah) yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar ma’ruf nahi mungkar yang Jakarta - Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ali 'Imran/3104. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Ali 'Imran/3110.Ummah adalah masyarakat yang diidealkan di dalam Al-Qur'an dan dipraktekkan sejak Nabi MuhammaSaw. Konsep khaira ummah menurut kedua ayat tersebut di atas ialah suatu komunitas masyarakat yang senantiasa menyerukan kepada kebaikan yad'un ila al-khair dan menyuruh kepada yang ma'ruf ya'murun bi alm'ruf, dan mencegah kemungkaran yanhauna 'an al-munkar. Kalangan mufassir menafsirkan kata al-khair sebagai kebaikan yang bersifat particular, termasuk di dalamnya karifan lokal local wishdom. Sedangkan kata al-ma'ruf lebih bermakna kebaikan yang bersifat universal. Untuk kebaikan particular masih perlu digunakan pendekatan persuasive, dari bawah ke atas da'wah. Sedangkan kebenaran universal yang sudah menjadi common sense sudah perlu ditegaskan amr. Perincian khaira ummah dijelaskan dalam ayaat berikutnya Menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Penjabaran konsep khaira ummah dalam ayat tersebut di atas menurut kalangan tafsir ialah menebarkan energi positif terutama kepada umat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, golongan, etnik, kewaarganegaraan, warna kulit, agama, dan kepercayaannya masing-masing. Tidak termasuk khaira ummah bagi orang yang suka menghina dan menghujat orang lain. Kebenaran dan keadilan memang perlu ditegakkan tetapi dengan cara-cara terhormat dan bermartabat. Allah Swt mengenyampingkan pendekatan kekerasan di dalam menyelesaikan persoalan umat. Atas nama apapun, untuk siapapun, kepada siapapun, dan dari manapun, kekerasan tidak pernah ada tempatnya di dalam Islam. Allah Swt sendiri menegaskan La ikraha fi al-din Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam/ al-Baqarah/2256. Allah Swt menegaskan perlunya mengutamakan pendekatan kemanusiaan di dalam menyelesaikan setiap persoalan di antara umat manusia, Karena Allah Swt sendiri memuliakan manusia tanpa membedakan etnik, agama, dan kepercayaan, sebagaimana ditegaskan Wa laqad karramna Bani Adam Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam/ Al-Isra'/1770. Umat yang ideal selalu menebarkan kedamaian, persaudaraan, kerjasama satu sama lain. Dalam Islam tidak ada larangan untuk berbuat baik dan bekerjasama dengan orang-orang non-muslim. Nabi Muhammad aw senndiri mencontohkan terbuka menerima kehadiran non-muslim di dalam lingkungan pemerintahannya. Salman al-Farisi, arsitek perang Nabi, sudah lama bergabung dengan Nabi seblum ia menjadi muallaf di akhir hayat Nabi. Demikian pula praktek para sahabat dan tabi'in, selalu memberi ruang terhadap kelompok non-muslim. lus/lus Theresearch is done on April-August 2014 and turn to be checked on August-September 2017. Results of research are that mabadi khaira ummah is managed by headmaster of SMK Maarif 2 Gombong, not Mabadi' Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju terwujudnya umat yang ideal seperti yang dicita-citakan. Langkah-langkah itu adalah perilaku akhlak yang diharapkan dimiliki oleh Nu dan kaum Nahdliyin. Mabadi' Khaira Ummah merupak langkah awal pembentukan ummat terbaik khaira ummah yaitu suatu ummat yang mampu melaksanakan amar ma;ruf nahi munkar. Dengan demikian Mabadi' Khaira Ummah sesuai dengan Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 110, yang artinya "Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." Gerakan Mabadi' Khaira Ummah sudah dilakukan oleh Nahdlatul Ulama' sejak tahun 1935. Pada waktu itu gerakan Mabadi' Khaira Ummah diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung program pembangunan ekonomi NU. Sejarah Perumusan Mabadi Khaira Ummah Islam merupakan akhlakuk karimah, budi pekerti mulia pada tempat yang sangat tinggi, seakan-akan Rasulullah SAW diutus hanya untuk membina akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak di kalangan Nahdlatul Ulama dilakukan dalam semua kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, termasuk dalam kegiatan peribadatan. Tidak hanya dengan nasehat-nasehat tetapi juga langsung dilakukan dengan perbuatan, seperti gotong-royong mendirikan madrasah, masjid, jembatan desa, ta'ziyah, tahlil, dakwah, dan lain sebagainya. Sementara itu kebutuhan utama NU akhir-akhir ini semakin berkembang, sesuai dengan perkembangan NU sebagai suatu organisasi massa yang besar. Meskipun tingkat perekat budaya diantara NU tinggi,kita melihat kenyataan tentang lambannya proses pengembangan tata organisasinya. Hampir disemua tingkat keperusan, pelaksanaan program masih terlihat kelemahannya menajamen sebagai masalah serius. menyongsong tugas-tugas berat dimasa mendatang, persoalan pembinaan tata organisasi ini perlu ditangani. Nahdlatul Ulama NU jika melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanaamkan serangkaian akhlak yang disebut "Mabadi' Khaira Ummah" pada zaman kepimimpinan Shiddiq. pada waktu itu Mabadi' Khaira Ummah baru terdiri dari 3 tiga butir,yaitu ash-shidqu, al-amanah, dan at-ta'awun. Pada Munas Alim Ulama NU dilampung tahun 1992, tiga butir itu di tambah dengan dua butir lagi, yaitu al-'adalah dan al-istiqamah. Juga ada informasi yang menyebutkan bahwa butir kedua adalah al-wafau bil ahdi, yang artinya tepat janji. Mabadi' khaira ummah dikampanyekan NU kerena didorong oleh keinginan meningkatkan kualitas sumber daya manusia NU,terutama dalam bidang perekonomian yang terbelakang jauh. Mabadi' Khamsah Semula Mabadi' Khaira Ummah hanya tiga butir nilai utama,yaitu As-Shidqu,Al-Amanah wal Wafa bil' ahdi, dan At-ta' menjawab tuntunan zaman dan timbulnya berbagai macam perubahan, maka perlu ditambahkan butir-butir baru sebagai tambahan itu telah disepakati dalam Munas Alim Ulama di bandar Lampung 21-25 januari 1992 yaitu Al'-Adalah dan demikian,gerakan Mabadi' Khaira Ummah NU saat ini berdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula disebut sebagai "Al-Mabadi' Al-Khamsah"yaitu As-Shidqu kejujuran/kebenarann,kesungguhan keterbukaan Al-Amanah wal Wafa bil'ahdi dapat dipercaya,setia dan tepat janji Al-'Adalah bersikap adil, obyektiftidak memihak,dan tata asas peraturan At-Ta'awun tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwa. Al-Istiqamah ajeg-ajeg, berkesinambungan dan berkelanjutan. artinyamukmin laki-laki dan mukmin perempuan satu dan lainnya saling menolong memerintahkan yang baik dan menjauhi yang mungkar (QS attaubah : penamaan mabadi Khaira ummah kepada warga NU harus dilakukan secara intensif terencana dan berkelanjutan melalui jalur yang dimiliki oleh NU. upaya penanaman doktrin mabadi Khaira ummah melalui

Mabadi Khaira Ummah – Sebelum ke pembahasan, perlu kita cermati dulu mengenai perbedaan konteks zaman antara masa kali pertama pencetusan Mabadi Khaira Ummah dan Mabadi Khaira Ummah pada masa sekarang. Tentu akan kita temukan perubahan sosial yang terjadi dalam kurun sejarah tersebut. Alhasil, perbedaan konteks tersebut akhirnya membawa konsekuensi yang tidak zaman tersebut tentunya memancing pula perkembangan kebutuhan-kebutuhan internal NU yang pada akhirnya memutuskan membuat beberapa penyesuaian dan pengembangan gerakan Mabadi Khaira semula Mabadi Khaira Ummah hanya memuat tiga butir nilai, yaitu Ash-Shidqu, al-Amanah Wal Wafa Bi al-'Ahdi, dan At-Ta'awun, kini ditambah lagi dengan dua butir akhlak, yaitu Al-Adalah dan Al’Istiqamah. Tujuan penambahan ini adalah untuk mengantisipasi persoalan dan kebutuhan demikian, Mabadi Khaira Ummah zaman sekarang memiliki lima butir nilai yang dapat pula disebut sebagai Mabadi Khamsah. Berikut penjabarannya1. Ash-ShidquMaksudnya adalah memiliki integritas kejujuran. Butir ini memiliki arti kejujuran pada diri sendiri, sesama, dan kepada Allah sebagai pencipta. Kejujuran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang di dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutar balikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri. Termasuk dalam pengertian ini adalah jujul dalam bertransaksi dan jujur dalam bertukar pikiran. Maksudnya adalah mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik. Al-Amanah Wa al-Wafa' Bi al-'AhdiMaksudnya adalah terpercaya dan taat memenuhi janji. Butir ini memuat dua istilah yang saling terkait, yaitu al-amanah dan al-wafa bi-al’ahdi. Terpercaya atau dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat agama maupun bersifat sifat ini, orang akan menghindari dari segala bentuk pembekalan dan manipulasi tugas atau jabatan. Nabi pernah bersabda, “Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang berkhianat kepadamu.” HR. Tirmidzi3. At-Ta’awunAt-Ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian Ta’awun meliputi tolong-menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan Al Mawardi mengaitkan pengertian “Al-Birru” kebaikan dengan kerelaan manusia dan takwa dengan Ridha Allah. Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap takwa mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta'awun berarti juga mengupayakan tolong-menolong akan memiliki timbal balik yang akan kembali kepada dirinya sendiri. Maksudnya, ketika seseorang selalu menolong orang lain, maka Allah pun juga akan selalu Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Allah selalu menolong seseorang yang selama hamba itu menolong saudaranya.” HR. Muslim4. Al-AdalahMaksudnya adalah tegak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilan. Nilai butir ini memiliki pengertian obyektif, proporsional dan taat asas. Nilai ini juga mengharuskan seseorang berpegang kepada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atau kepentingan egoistik. Distraksi semacam ini dapat menjerumuskan orang ke dalam kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu persoalan. Buntutnya sudah tentu adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi menambah-nambah kerancuan. Lebih-lebih jika persoalan menyangkut perselisihan atau pertentangan di antara berbagai pihak. Dengan sikap objektif dan proporsional, distorsi semacam ini tentu dapat IstiqamahIstiqomah mengandung pengertian berkesinambungan, tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan ketentuan Allah dan rasul-Nya. Maksud dari berkesinambungan adalah konsistensi dari keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain dan antara satu periode dengan periode lain sehingga kesemuanya tadi membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang seperti sebuah makna berkelanjutan adalah bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus-menerus tanpa mengalami kemandekan, atau merupakan suatu proses maju progressing, bukannya berjalan di tempat stagnant.Butir nilai ini didasarkan pada hadis Nabi berikut,“Sebaik-baiknya amal menurut Allah adalah yang dilakukan oleh pemiliknya pelakunya terus-menerus walaupun sedikit.” Muttafaq AlaihDemikianlah prinsip-prinsip dari Mabadi Khaira Ummah atau Mabadi Khamsah. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam

Tujuandan Isi Mabadi’ Khaira Ummah Gerakan Mabadi’ Khaira Ummah yang pertama diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung program pembangunan ekonomi NU. Program ini menjadi perhatian serius saat ini, sebagaimana hasil keputusan Muktamar NU ke 28 di Yogyakarta tahun 1989 yang mengamanatkan kepada PBNU agar

Sajarah Lahirnya Mabadiu Khaira UmmahMunculnya gerakan Mabadiu khaira ummah didorong oleh adanya kesadaran di kalangan para pemimpin NU bahwa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan Nahdlatul Ulama maka harus ada dukungan dari umat yang memiliki sifat-sifat terpuji, mental yang tinggi, dan mampu mengemban tugas agama maupun untuk membentuk karakter warga nadliyin melalui mabadiu khaira ummah itu muncul pada saat Kongres HBNO Hoofd Bestuur NO, nama lain dari NU untuk saat itu ke-13 yang juga mengamanatkan agar NU merintis pemberdayaan ekonomi umat. Untuk itu, perlu adanya pembinaan umat lebih dulu sebagai basis dari usaha pembentukan khaira ummah. Pada sisi yang lain gerakan memasyarakatkan mabadiu khaira ummah, dilakukan berbarengan dengan gerakan pemasyarakatan sosialisasi Nahdlatul Ulama ke luar pesantren, sehingga upaya pembinaan dan penggalangan tersebut tidak hanya mempunyai dampak ke dalam tetapi juga mempunyai dampak ke luar, yaitu suatu umat yang dapat dijadikan panutan uswatun hasanah.Upaya penanaman mabadiu khaira ummah dilakukan dengan memberikan penjelasan secara terus menerus. Melalui berbagai tempat dan kesempatan, kususnya pada malam pertemuan lailatul ljtima, yang diadakan di tiap-tiap ranting melalui instruksi yang dilakukan oleh NU. Hal ini seperti tertuang dalam INSTRUCTIE KE-11 tentang Programme Membangoen Oemmat Islam dan Pendahoeloenja Langkah Membangoenkan Masjarakat Islam dan Economienja serta melalui usaha-usaha nyata seperti gerakan koperasi atau syirkah taawuniyah. Hasil yang dapat dipetik dari upaya tersebut sungguh membanggakan, meskipun secara kuantitas jumlah warga NU tidak sebanyak saat ini. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal antara lain semangat berorganisasi semakin tumbuh dan berkembang, kegiatan organisasi dalam berbagai bidang makin semarak, kesetiaan warga makin kuat, dan para kyai pemimpin NU semakin solid. Jika ada selisih pendapat di antara mereka, maka semata-mata didasarkan atas perbedaan pendirian bukan perbedaan kepentingan. Semua ini membawa akibat yang sangat baik bagi pembinaan internal ke dalam maupun dalam upaya pengembangan Nahdlatul Ulama secara eksternal ke luar.Langkah pembinaan umat yang sangat baik ini, tersendat- sendat karena pecahnya Perang Dunia kedua, dan Nahdlatul Ulama menjadi partai politik. Gerakan ini belum ada tanda-tanda diaktifkan kembali. Harapan untuk menghidupkan kembali gerakan ini pernah terdengar disekitar tahun 1970-an bertepatan dengan terdengarnya suara ajakan untuk kembali ke khittah, namun suara ini kembali tak terdengar karena hiruk pikuknya aktivitas politik praktis. Baru setelah Nahdlatul Ulama bertekad bulat kembali ke Khithah 1926 pada tahun 1985, keinginan untuk meneruskan kembali gerakan mabadiu khaira ummah semakin kuat, terutama setelah Muktamar NU ke-28 yang mengamanatkan kepada pengurus besar Nahdlatul Ulama agar menangani masalah sosial dan ekonomi secara lebih Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Lampung tahun 1992, gerakan Mabadiu Khaira Ummah kembali dimunculkan ke permukaan dan bahkan lebih dikembangkan lagi. Mabadiu Khaira Ummah semula hanya terdiri atas tiga asas, yaitu Asshidqu, alamanah/alwafa bil ahdi, dan attaawun sebagaimana yang dirumuskan oleh Mahfudz Shiddiq selaku Ketua NU pada tahun 1935. Kemudian dalam Munas di Lampung tahun 1992, tiga asas tersebut ditambah dua poin lagi yakni al adalah dan al istiqamah, sehingga menjadi lima butir dan disebut juga sebagai mabadiu pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun- tahun mendatang. Selain itu juga adanya perbedaan sasaran yang dicapai. Sasaran pada waktu itu hanya pembentukan jati diri dan watak warga, sedangkan sekarang ini diharapkan sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih latar belakang di atas, maka para ulama memandang perlu pembentukan terhadap watak, sikap, dan perilaku umat dengan ciri kusus yang menjadikan warga nadliyyin mudah watak, sikap, dan perilaku yang khusus ini sangat penting untuk membedakan mana warga nadliyin dan mana yang tidak. Pada sisi lain, mengingat kondisi Indonesia saat itu belum merdeka dan setiap warga negara diharapkan perjuangan dan partisipasinya untuk ikut membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan, maka pembentukan watak yang spesifik Islam ahlussunnah waljamaah semakin dipandang perlu. Untuk itu, para ulama dan tokoh-tokoh panutan NU, berusaha untuk merumuskan watak-watak dasar tersebut. Perumusan ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh warga nadliyin dalam kehidupan sehari-hari, sehingga prilaku ini menjadi ciri khas warga nadliyin. Perumusan konsep tentang watak dasar ini kemudian dibahas oleh ulama NU, sehingga menghasilkan konsep yang diberi nama mabadiu khaira Mabadiu Khaira UmmahMabadiu khaira ummah arti harfiahnya adalah dasar, asas atau prinsip-prinsip umat yang terbaik. Istilah Mabadiu khaira ummah digunakan oleh NU untuk menggambarkan ciri ideal warga NU di mana pun berada dan dengan ciri-ciri itulah warga NU diharapkan akan dikenal. Mabadiu khaira Ummah juga mengandung makna adanya usaha sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk mewujudkan citra ideal warga NU. Dengan kata lain mabadiu khaira ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlatul Ulama, melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar mabadi.Gerakan tersebut juga merupakan langkah awal bagi pembentukan umat terbaik khaira ummah, suatu umat yang mampu melaksanakan tugas amar makruf nahi munkar. Identitas dan karakter yang dimaksudkan dalam gerakan ini adalah bagian terpenting dari sikap kemasyarakatan yang termuat dalam Khittah Nahdlatul Ulama, yang harus dimiliki oleh setiap warga Nahdlatul Ulama dan dijadikan landasan berfikir, bersikap, dan sekali dasar yang digunakan untuk membentuk mabadiu khaira ummah. Pertama, Alquran sebagai dasar utama, kedua, Sunnah Rasulullah sebagai dasar kedua, dan contoh perilaku mulia uswatun hasanah dari ulama salafus shalihin sebagai dasar ketiga. 1 AlquranDasar Alquran adalah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 110كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠110. Kamu umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia selama kamu menyuruh berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. Ali Imran1102 Sunnah RasulSedangkan dasar Sunnah adalah missi utama Rasulullah yang berupaya memperbaiki akhlak manusia sebagaimana sabda Rasulullah saw. Artinya “Dan tidaklah aku diutus, kecuali untuk menyempurkan keutamaan akhlaq yang mulia.” Alhadis3 Uswah Hasanah para Ulama SalafSedang dasar meniru dan mencontoh perilaku mulia uswatun hasanah para ulama salaf salafus shalikhin adalah dapat dilakukan dengan cara meniru akhlak mulianya baik melalui buku cerita, sejarah ulama, manaqib, atau meniru secara langsung dari kepribadian-kepribadian para ulama salaf tersebut dengan melalui silaturrahim atau muhibahButir-Butir Mabadiu Khaira UmmahAdapun isi dan kandungan mabadiu khaira ummah atau mabadiu khamsah serta uraiannya adalah sebagai berikut1. AsshidquAsshidqu bermakna jujur/benar, bersungguh-sungguh, dan terbuka. Kejujuran/ kebenaran adalah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Apa yang dilahirkan sama dengan apa yang ada di dalam hati. Jujur itu meliputi ucapan, perbuatan, dan sikap yang ada di dalamnya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Attaubah ayat 119 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ ١١٩119. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar! At Taubah119Bersungguh-sungguh dilakukan dalam berbagai tugas, baik yang berhubungan dengan Allah swt hablum minallah maupun tugas- tugas kemasyarakatan hablum minannas. Allah berfirman dalam surat Albaqarah 177اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧177. ….. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang terbuka merupakan sikap lahir dari kejujuran untuk menghilangkan kecurigaan antara satu dengan yang lain, kecuali dalam beberapa hal yang selayaknya harus Al amanah walwafa bilahdiAlamanah walwafa bilahdi berasal dari dua kata alamanah yang memiliki pengertian yang lebih umum yakni meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedangkan alwafa bilahdi hanya berkaitan dengan sesuatu yang terdapat perjanjian. Namun kedua istilah itu digabungkan menjadi satu kesatuan. Yang Pengertiannya meliputi dapat dipercaya, setia, dan tepat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun ijtimaiyah. Setia mengandung pengertian kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah dan pimpinan/penguasa sepanjang tidak memerintah untuk berbuat tepat janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian baik perjanjian yang dibuat sendiri maupun perjanjian yang melekat karena kedudukannya sebagai orang mukalaf dan meliputi janji pemimpin terhadap yang dipimpinnya, janji sesama anggota keluarga dan setiap individu. Allah swt. Berfirman dalam surat an- Nisa ayat 58۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ Artinya “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”Begitu juga firman Allah surat Al Maidah ayat 1يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian perjanjian itu’.3. Al adalahAl’adalah mengandung pengertian bersikap adil dan memberikan hak dan kewajiban secara proporsional. Bersikap adil dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya, berpihak kepada kebenaran, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar. Bersikap adil dituntut dari semua pihak lebih-lebih dari penguasa, hakim, pemimpin, kepala keluarga, orang lain dalam berfatwa, dan orang mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah sesuatu yang mesti diperolehnya, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakannya. Pemberian hak dan pelaksanaan kewajiban bagi setiap orang disesuaikan dengan kepatutan masing-masing. Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 90۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ 90. Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, 4. AttaawunAttaawun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian attaawun meliputi, tolong menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam kebaikan dan juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu sifat taawun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan kepada orang lain. Firman Allah dalam surat Maidah ayat 2وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ2. Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan5. Al IstiqomahAl istiqomah mengandung pengertian konsisten, ajeg, berkesinambungan, dan tidak berkelanjutan. Keajegan adalah tetap dan tidak bergeser jalur sesuai dengan yang ditentukan oleh Allah an Rasul-Nya. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara periode satu dengan periode yang lain. Sehingga semuanya merupakan satu mata rantai yang tak terpisahkan dan saling berkelanjutan adalah proses pelaksanaan secara terus menerus dan tidak mengalami kemandegan statis. Allah berfirman dalam surat Fusshilat ayat 30اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ٣٠30. Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap dalam pendiriannya, akan turun malaikat-malaikat kepada mereka seraya berkata, “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Kiranya 27 tahun perjalanan Keputusan Mabadi Khaira Ummah memerlukan langkah antisipatif dan inovatif ke depan. Bagaimanapun, setelah ada fondasi, maka bangunan yang di atasnya adalah mengikuti fondasi itu bagaimana dikonsepsikan. Asesoris dinding bangunan rumah ke-NU-an ini tergantung pada generasi muda yang dimilikinya.
p>Abstract This research is done for looking for formula of mabadi khaira ummah as a matter of character education in SMK Maarif 2 Gombong. Mabadi khaira ummah itself is concept and values of building good society resulted by Nahdlatul Ulama NU. Research want to know how to manage mabadi khaira ummahal. Research is qualitative with interview, investigation, and documentation, and also combining snowball sampling and purposive sampling techniques which the headmaster as the first informant and then some persons as informants. The research is done on April-August 2014 and turn to be checked on August-September 2017. Results of research are that mabadi khaira ummah is managed by headmaster of SMK Maarif 2 Gombong, not only in a specific lesson but also in some activities of school regularly, and that the headmaster also leads and moves all components managementally. The other result is that this research can build a pattern of management of education. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk meneliti rumusan mabadi khaira ummah sebagai sebuah materi pendidikan karakter di SMK Maarif 2 Gombong. Mabadi khaira ummah itu sendiri merupakan konsep dan nilai-nilai tentang membangun masyarakat yang baik yang dihasilkan oleh Nahdlatul Ulama NU. Penelitian ingin mengetahui bagaimana manajemen mabadi khaira ummahal. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, dan juga menggabungkan teknik sampling snowball dan purposive sampling dengan kepala sekolah sebagai informan pertama dan kemudian sejumlah orang sebagai informan. Penelitian dilakukan April-Agustus 2014 dan kembali diteliti untuk penguatan pada Agustus-September 2017. Hasil penelitian ini adalah bahwa mabadi khaira ummah itu dikelola oleh Kepala SMK Maarif 2 Gombong, tidak hanya dalam mata pelajaran khusus tetapi juga dalam sejumlah kegiatan sekolah secara regular, dan bahwa kepala sekolah juga memimpin dan menggerakkan seluruh komponen sekolah secara manajerial. Hasil lain adalah bahwa penelitian ini dapat membangun suatu pola manajemen pendidikan.

4Wn0dW.
  • a5xyymtfku.pages.dev/305
  • a5xyymtfku.pages.dev/328
  • a5xyymtfku.pages.dev/219
  • a5xyymtfku.pages.dev/13
  • a5xyymtfku.pages.dev/30
  • a5xyymtfku.pages.dev/272
  • a5xyymtfku.pages.dev/81
  • a5xyymtfku.pages.dev/256
  • a5xyymtfku.pages.dev/101
  • mabadi khaira ummah artinya